
Baterai lithium yang diproduksi oleh tim LIPI di Puslit Fisika, hingga berhasil dipatenkan pada Juni lalu, total energi yang mampu disuplai mencapai 3,6 volt untuk satu sel. Rencananya dalam waktu dekat, beberapa percobaan akan dibuat untuk membuat energi suplal ini mampu memenuhi kebutuhan sebuah perangkat elektronik dengan total daya hingga 50 watt.
“Kami sangat bangga dengan penemuan ini, dan rencananya ke depan, tim LIPI akan menjaring beberapa perusahaan dan investor untuk memproduksi secara massal,” katanya.
Keunggulan lain bateral lithium ini, jumlah lithium yang menghantarkan arus di dalam setiap sel angkanya lebih besar 0,3 kali dibandingkan jenis lithium pada umumnya. Hasil perhitungan yang diperoleh diketahui bahwa perpaduan materi tersebut mampu menambahkan jumlah lithium pada angka 1,33-1,37.
Peran lithium pada angka yang lebih besar dari satu ini, kata Bambang, mengindikasikan bahwa jumlah arus yang mampu disuplai lebih banyak 0,3 dibandingkan biasanya yang hanya bernilai satu. Tentu saja hal ini akan meningkatkan kemampuan baterai sebagai media penyimpan energi listrik.
Kelebihan lain baterai produksi LIPI ini adalah cukup ringan dan elastis seperti kertas. Untuk membuat lithium dan unsur lainnya bisa lengket menjadi satu dan bisa digunakan sebagai baterai tim menggunakan eva (etilen venil asetat). Eva ini berfungsi seperti lem perekat setiap unsur. Dalam bahasa kompositnya disebut sebagai bahan berbasis polimer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar